Peran Digitalisasi Sebagai Pemacu Pertumbuhan Ekonomi di Bali
Main Article Content
Abstract
Perekonomian Bali sejak puluhan tahun, bergantung kepada sektor pariwisata. Sektor pariwisata menjadi penopang ekonomi di Bali, dimulai pasca era kemerdekaan. Ditandai dengan dibangunnya bandara di kawasan Tuban, Kuta, yang sekarang bernama Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Namun seiring berjalannya waktu, perekonomian Bali juga bergantung pada sektor digital. Mulai dari sektor financial technology (fintech) hingga e-commerce. Sekarang, Bali juga menerapkan pungutan bagi wisatawan asing yang berkunjung ke Bali sejak Februari 2024 sebesar Rp150,000. Pungutan ini juga masuk dalam kategori digitalisasi ekonomi karena pembayaran dilakukan melalui transfer bank, akun virtual, atau QRIS. Sekarang Pemprov Bali semakin getol dalam menerapkan pola digitalisasi sebagai trigger aau pemicu pertumbuhan ekonomi Bali sehingga bisa lebih seimbang dan tidak bergantung pada satu sektor saja yang didominasi oleh sektor ekonomi. Pertanyaan pun mulai muncul. Apakah penerapan pungutan retribusi bagi wisatawan asing mempengaruhi jumlah wisatawan yang masuk ke Bali? Berdasarkan data, penerapan pungutan retribusi tidak mengurangi jumlah wisatawan yang masuk ke Bali. Bahkan, terjadi peningkatan jumlah wisatawan setelah penerapan pungutan. Bagaimana dampak penerapan pungutan retribusi terhadap volume transaksi digital di Bali? Penerapan pungutan retribusi telah mendorong peningkatan penggunaan pembayaran digital, khususnya QRIS Cross Border, dan secara keseluruhan meningkatkan volume transaksi digital di sektor pariwisata. Apa saja tantangan yang dihadapi dalam penerapan pungutan retribusi secara digital dan bagaimana solusinya? Tantangan utamanya tentu saja kesiapan infrastruktur dan literasi digital di kalangan pelaku usaha. Dari sudut pandang ini, bisa dikatakan bahwa Bali masih bergantung pada sektor pariwisata walaupun dan menunjukkan diversifikasi ekonomi Bali masih jalan di tempat. Sektor pariwisata juga sudah didukung dengan digitalisasi yang baik mulai dari sistem informasi wisata hingga sistem pembayaran digital.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
Analisa Urgensi Digitalisasi dan Laporan keuangan Bagi UMKM (J Ferdinand Pardede, Lucky Nugroho, Nurul Hidayah, 2022)
The Role of Digital Finance to Strengthen Financial Inclusion and the Growth of SME in Indonesia (Atina Shofawati, 2019)
Perkembangan Integrasi Digital Untuk Mendorong Digitalisasi Ekonomi Kawasan ASEAN (Arief Maulana, Yana Suryana, 2023)
Business Strategies and Competitive Advantage: The Role of Performance and Innovation (Ida Farida, Doddy Setiawan, 2022)
Strategi Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi Melalui Sektor UMKM dan Pariwisata (Edy Sutrisno, 2021)
https://bali.bps.go.id/pressrelease/2024/05/06/717921/pertumbuhan-ekonomi-bali-triwulan-i-2024.html
Zulkifly, Al Asy Ari Adnan Hakim, Resti Ramadani, Lindari Wau, Helmi Ali, Dhiana Ekowati, Fadli Agus Triansyah, Dhety Chusumastuti, Muhammad Sholahuddin, Achmad Fageh. 2023. Ekonomi Digital
Nailul Huda, Kimberly Tanos. 2021. Kebijakan Inovasi dan Ekonomi Digital
Ari Riswanto, Joko, Siti Napisah, Yoseb Boari, Devy Kusumaningrum, Nurfaidah, Loso Judijanto. 2024. Ekonomi Bisnis Digital (Dinamika Ekonomi Bisnis di Era Digital)
Rostamaji Korniawan. 2023. G20, Platform Kerjasama Multilateral: Pembahasan Energi, Ekonomi Digital, dan Arsitektur Kesehatan
Rony Sandra Yofa Zebua, Chandra Hendriyani, Rani Sukmadewi, Abadurrahman Rahim Thaha, Rusdin Tahir, Ratih Purbasari, Nurillah Jamil Achmawati Novel, Putri Dewintari, Catarina Cori Pradnya Paramita, Tri Hierdawati, Agus Dedi Subagja. 2023. Bisnis Digital: Strategi Administrasi Bisnis Digital Untuk Menghadapi Masa Depan