Efektivitas Pengomposan Sampah Organik Menggunakan Mikroorganisme Lokal Sabut Kelapa dan Nasi Bekas
Main Article Content
Abstract
Currently, the most waste comes from households at 38.4%. Efforts to deal with these problems are made by making compost with the addition of bioactivators to speed up the composting process. The purpose of this study was to compare the results of compost with the addition of variations of coconut husk MOL, used rice MOL, combinations MOL and get the best results in accordance with SNI 19-7030-2004. This study used raw materials from household organic waste and MOL variations, namely coconut husk, used rice, and a mixture of both. In addition, it also uses variations in the dose of MOL, namely 5ml and 10ml. This study showed that the addition of MOL variations was more effective than control variations. The results showed that MOL coconut husk and used rice have a high bacterial content so that they can be used as bioactivators, compost results based on physical parameters have met SNI, namely having a blackish color, earth-like texture, and smelling of soil. Compost with the addition of a bioactivator (MOL) mixture of coconut husk and used rice dose of 10ml has a C/N ratio value of 15.14 and a high reduction rate of 63.80%. This variation is more effective in degrading organic waste compared to other variations. The use of natural bioactivator materials is environmentally friendly, economical and also more effective in degrading household organic waste.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
References
(SIPSN), S. I. (2022). Grafik Timbulan Sampah Tahunan. Jakarta: Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Retrieved from https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/public/data/timbulan
Nunik, E., & Anzi, A. K. (2018). Pengomposan Sampah Organik (Kubis dan Kulit Pisang) dengan Menggunakan EM4. Jurnal TEDC, 12(1), 38–43.
Kumalasari, V. (2018). Pengaruh Penambahan Variasi Starter Terhadap Kualitas dan Lama Proses Pengomposan dengan Metode Takakura. Health Sciences and Pharmacy Journal, 2(2), 38. https://doi.org/10.32504/hspj.v2i2.27
Widodo, H., Wardani, L. A., & Kuswoyo, V. A. (2021). Aplikasi Bioaktivator Limbah Tahu dalam Pembuatan Pupuk Cair Organik dari Sampah Pasar dan Daun Kering. Agroindustrial Technology Journal, 5(2), 38–50.
Dharma, P. A. W., Sutari, Suwastika, A. A. N. G., Sri, N. W., & Program. (2018). Kajian Pemanfaatan Limbah Sabut Kelapa Menjadi Larutan Mikroorganisme Lokal. Agroteknologi Tropika, 7(2), 200–210.
Maulana, A., An-Najjah, I. S., Fauzan, N. D., Octalyani, E., & Rachman, F. (2021). Sosialisasi dan Pelatihan Pengolahan Limbah Nasi Rumah Tangga untuk Pembuatan Mikroorganisme Lokal (MOL) di Desa Muara Tenang Timur, Kecamatan Tanjung Raya, Mesuji. Abdimas Singkerru, 1(2), 117–123.
SNI 19-7030-2004. (2004). Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik Domestik. Badan Standardisasi Nasional, 1–10.
Naim, M., & Firdauzah, A. (2021). Aplikasi MOL Sabut Kelapa Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai Putih (Capsicum frutescens L .). Jurnal Pertanian Berkelanjutan, 9(2), 111–122.
Indasah, Wardani, R., & Nurwijayanti. (2018). Pengomposan Menggunakan Mikroorganisme Lokal (MOL) Nasi Basi, Tape, Bonggol Pisang, dan Buah Busuk. Yogyakarta: Deepublish.
Permentan No 70/Permentan/SR.140/10/2011. (2011). Pupuk Organik, Pupuk Hayati Dan Pembenah Tanah. Journal of Chemical Information and Modeling, 70(140), 1–109.
Sultoni, Miswan, & Nur, A. (2019). Efektifitas Mikroorganisme Lokal (Mol) Limbah Nasi Sebagai Aktif Ator Pembuatan Pupuk Kompos Organik. Jurnal Kolaboratif Sains, 1(1), 1–8.
Larasati, A. A., & Puspikawati, S. I. (2019). Pengolahan Sampah Sayuran Menjadi Kompos Dengan Metode Takakura. Ikesma, 15(2), 60–68. https://doi.org/10.19184/ikesma.v15i2.14156
Saputri, M., Aziz, R., & Dewilda, Y. (2021). Penggunaan Kulit Nanas Dan Ampas Tebu Sebagai Bahan Aktivator Mikroorganisme Lokal (Mol) Pada Pengomposan Sampah Dapur Menggunakan Metode Takakura. Jurnal Sains Dan Teknologi: Jurnal Keilmuan Dan Aplikasi Teknologi Industri, 21(2), 352–363. https://doi.org/10.36275/stsp.v21i2.441
Amalia, D., & Widiyaningrum, P. (2016). Penggunaan EM4 dan Mol Limbah Tomat Sebagai Bioaktivator Pada Pembuatan Kompos. Life Science, 5(1), 18–24.
Sulistyani, Zaman, B., & Oktiawan, W. (2017). Pengaruh Penambahan Lindi dan MOL Nasi Basi Terhadap Waktu Pengomposan Sampah Organik. Jurnal Teknik Lingkungan, 6(2), 1–10.
Royaeni, Pujiono, & Pudjowati, D. T. (2014). Pengaruh Penggunaan Bioaktivator Mol Nasi dan Mol Tapai Terhadap Lama Waktu Pengomposan Sampah Organik Pada Tingkat Rumah Tangga. Jurnal Kesehatan, 13(1), 1–102.
Putri, A. (2022). Pemanfaatan Bioaktivator Effective Microorganisms (Em4) Dan Mikroorganisme Lokal (Mol) dari Nasi Basi dan Pepaya Pada Pengomposan Sampah Makanan Rumah Tangga dengan Metode Takakura. Universitas Andalas Padang.
Simanungkalit, R. D. M., Suriadikarta, D. A., Saraswati, R., Setyorini, D., & Hartatik, W. (2006). Pupuk Organik Dan Pupuk Hayati Organic Fertilizer and Biofertilizer. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian.