Efektivitas Penambahan Limbah Kotoran Sapi Dalam Pengolahan Kompos Dari Limbah Daun Jati Menggunakan EM-4 Di Desa Tuksono Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulonprogo

Main Article Content

Paramita Dwi Sukmawati
Dewi Wahyuningtyas

Abstract

Tuksono Village is in Sentolo District, Kulon Progo Regency with a population of 8,560 people in 2021 and almost all Tuksono village residents have teak plantations of around 100 hectares. Large teak plantations produce dry teak leaf waste, this is because the adaptation of teak trees in the summer is to shed their leaves. So teak leaf waste is produced every dry season and causes problems for the surrounding environment. With these problems, efforts are needed to process teak leaf waste and based on the composition of teak leaves, it can be processed into compost. In the process of composting teak leaf waste with the addition of cow dung, the C, N and C/N ratios still do not meet SNI 19.7020-2004. This is because teak leaves have a relatively high carbon content, so for the composting process of teak leaves it is not enough to just add cow dung but requires additional materials that can increase the nitrogen content such as urea or banana stem waste. The most optimal composting results are obtained from comparing the composition of teak leaf waste and cow dung from 400 g of teak leaf waste: 100 g.

Article Details

How to Cite
[1]
Paramita Dwi Sukmawati and Dewi Wahyuningtyas, “Efektivitas Penambahan Limbah Kotoran Sapi Dalam Pengolahan Kompos Dari Limbah Daun Jati Menggunakan EM-4 Di Desa Tuksono Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulonprogo”, JSE, vol. 9, no. 1, pp. 8105 –, Jan. 2024.
Section
Articles

References

N. Marliani, “Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga (Sampah Anorganik) Sebagai Bentuk Implementasi Dari Pendidikan Lingkungan Hidup,” J. Ilm. Pendidik. MIPA, vol. 4, no. 2, hal. 124–132, 2014.

B. Das, P. V Bhave, A. Sapkota, dan R. M. Byanju, “Estimating emissions from open burning of municipal solid waste in municipalities of Nepal,” Waste Manag., vol. 79, hal. 481–490, 2018.

B. A. Rolita, P. Purwono, dan E. Sutrisno, “Pemanfaatan Ulat Hongkong (Mealworm) dalam Pengolahan Sampah Daun Jati menjadi Kompos.” Diponegoro University, 2017.

H. Supriyono dan D. Prehaten, “Kandungan unsur hara dalam daun jati yang baru jatuh pada tapak yang berbeda,” J. Ilmu Kehutan., vol. 8, no. 2, hal. 108–116, 2014.

J. S. Hapsari, “Pemanfaatan Kompos Daun Jati (Tectona grandis Lf) dan Mikorhiza untuk Pembibitan Jati (Tectona grandis Lf).” IPB (Bogor Agricultural University), 2001.

A. A. Suhastyo, “Pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan pembuatan pupuk kompos,” JPPM (Jurnal Pengabdi. dan Pemberdaya. Masyarakat), vol. 1, no. 2, hal. 63–68, 2017.

P. Widiyaningrum, “Penggunaan EM4 dan MOL limbah tomat sebagai bioaktivator pada pembuatan kompos,” Life Sci., vol. 5, no. 1, hal. 18–24, 2016.

Sucipto, Cecep Dani. "Teknologi pengolahan daur ulang sampah." Yogyakarta: Gosyen Publishing (2012).

D. D. I. Hunaepi dan M. Asy’ari, “mengolah limbah baglog jamur menjadi pupuk organik. Mataram. Duta Pustaka Ilmu.” 2018.

B. N. Widarti, W. K. Wardhini, dan E. Sarwono, “Pengaruh rasio C/N bahan baku pada pembuatan kompos dari kubis dan kulit pisang,” J. Integr. Proses, vol. 5, no. 2, 2015.

A. M. Hanum dan N. D. Kuswytasari, “Laju dekomposisi serasah daun trembesi (Samanea saman) dengan penambahan inokulum kapang,” J. Sains dan Seni ITS, vol. 3, no. 1, hal. E17–E21, 2014.

S. N. Azizah, K. Muzakhar, dan S. Arimurti, “Skrining bakteri selulolitik asal vermicomposting tandan kosong kelapa sawit,” Berk. Sainstek, vol. 2, no. 1, hal. 26–30, 2014.

B. Utomo, “Pengaruh bioaktivator terhadap pertumbuhan sukun (Artocarpus communis Forst) dan perubahan sifat kimia tanah gambut,” J. Agron. Indones. (Indonesian J. Agron., vol. 38, no. 1, 2010.

L. Trivana dan A. Y. Pradhana, “Optimalisasi waktu pengomposan dan kualitas pupuk kandang dari kotoran kambing dan debu sabut kelapa dengan bioaktivator promi dan orgadec,” J. Sain Vet., vol. 35, no. 1, hal. 136–144, 2017.

Badan Standarisasi Nasional, “SNI 19-7030-2004 Spesifikasi kompos dari sampah organik domestik.” 2004.