Perencanaan Kota Kolonial dan Warisan Arsitektur di Bandung
Article Sidebar
Main Article Content
Abstract
Kota Bandung merupakan salah satu contoh penting dari hasil perencanaan kota kolonial di Indonesia yang meninggalkan jejak kuat dalam bentuk tatanan ruang dan warisan arsitektur. Sejak masa pemerintahan Hindia Belanda, Bandung dirancang sebagai kota modern dengan konsep garden city dan perencanaan spasial yang mengutamakan estetika, keteraturan, serta segregasi sosial. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana perencanaan kota kolonial membentuk identitas spasial Bandung serta bagaimana warisan arsitektur kolonial tersebut bertransformasi dalam konteks kota kontemporer. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi pustaka, analisis dokumen perencanaan, dan kajian terhadap bangunan-bangunan peninggalan kolonial di kawasan Braga, Gedung Sate, dan lingkungan sekitarnya. Hasil kajian menunjukkan bahwa struktur kota Bandung masa kini masih merefleksikan pola tata ruang kolonial, seperti pemisahan fungsi kawasan dan penggunaan elemen arsitektur bergaya art deco serta Indische. Namun, perkembangan urbanisasi yang pesat menimbulkan tantangan terhadap pelestarian warisan tersebut. Oleh karena itu, pelestarian warisan arsitektur kolonial Bandung tidak hanya perlu dilihat sebagai upaya konservasi fisik, tetapi juga sebagai bagian dari identitas historis dan kultural kota yang perlu dikelola secara adaptif di tengah modernisasi.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
Abeyasekere, S. (1987). Jakarta: A History. Singapore: Oxford University Press.
Adam, A. (2003). The Vernacular City: Architecture and Identity in Colonial Indonesia. Leiden: KITLV Press.
Atmoredjo, S. (2018). Arsitektur Kolonial di Indonesia: Pengaruh dan Transformasinya. Jakarta: Pustaka Obor.
Bandung Heritage Society. (2021). Panduan Bangunan Cagar Budaya di Kota Bandung. Bandung: Pemerintah Kota Bandung.
Boomgaard, P. (2010). Empire and Science in the Making: Dutch Colonial Scholarship in Comparative Global Perspective. London: Palgrave Macmillan.
Collectie Wereldmuseum (v/h Tropenmuseum), part of the National Museum of World Cultures. (1950). Jalan Raya Pos yang melalui sebelah barat Alun-Alun Bandung antara tahun 1920-1940.
Gambar Batavia. (1780). ibu kota Hindia Belanda dalam apa yang kini merupakan Jakarta Utara, sekitar 1780. Universiteitsbibliotheek Vrije Universiteit
Handinoto. (1996). Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial Belanda di Surabaya, 1870–1940. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Isnaini, R. (2017). “Transformasi Tata Ruang Kolonial dalam Pembentukan Kota Bandung Modern.” Jurnal Arsitektur dan Perkotaan Nusantara, 5(2), 115–128.
Nas, P. J. M. (Ed.). (2002). The Indonesian Town Revisited. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies (ISEAS).
Novita, Mila. (2025). Sejarah Jalan Braga Bandung yang Jadi Tempat Belanja Kaum Elit era Kolonial. Tempo
Nurcahya, Y. (2025). Desain Arsitektur Masjid Al-Jabbar dalam Menunjang Sejarah Islam dan Terapan Ilmu Sosial Humaniora. Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 1(1), 32-44.
Nurcahya, Y. (2025). Konsep Modifikasi untuk Rumah Berkelanjutan Di Permukiman Informal Perkotaan: Systematic Literature Review. Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 1(1), 52-66.
Nurcahya, Y. (2025). Rational-Legal Authority and Electoral Legitimacy: Reassessing Max Weber’s Theory of Power through the 2024 Election in Bandung. Jejak Digital: Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 1(6), 4251-4258. https://doi.org/10.63822/vjxng929
Nurcahya, Y., Hidayat, A. A., Supendi, U., Kusdiana, A., Gumilar, S., & Hakim, A. . (2025). Typology of Mosque Architecture in the Greater Bandung Area, Indonesia. Jejak Digital: Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 1(5), 3214-3224. https://doi.org/10.63822/sfpjv314
Nurcahya, Y., Sugiarto, D., & Syah, M. K. T. (2025). Perkembangan Kota Bandung pada Masa kolonial Abad ke-19. Jurnal Ilmiah Literasi Indonesia, 1(1), 43-54. https://doi.org/10.63822/j9fp6691
Nurcahya, Y., Sugiarto, D., & Syah, M. K. T. (2025). Perkembangan Kota Bandung pada Masa kolonial Abad ke-19. Jurnal Ilmiah Literasi Indonesia, 1(1), 43-54. https://doi.org/10.63822/j9fp6691
Nurcahya, Y., Syah, M. K. T., Sugiarto, D. ., Negara, T. N. ., Putra, R. A. ., & Hilmayani, S. L. . (2025). Strategy to Revive Bandung Skywalk; Refunctional Concept of Failed City Area. Journal of Multidisciplinary Inquiry in Science, Technology and Educational Research, 2(4), 4609–4618. https://doi.org/10.32672/mister.v2i4.3870
Nurcahya, Yan. (2021). Tipologi Rumah Tinggal: Dari Arsitektur Tradisional ke Hunian Vertikal. Bandung: UPI Press.
Nurcahya, Yan. (2023). Pelatihan Pengembangan Kemampuan Menulis (Writing Ability) Terhadap Mahasiswa Arsitektur Sebagai Pembekalan Kemampuan Profesional Dan Wirausaha Melalui Menulis.
Peraturan Daerah (Perda) Kota Bandung Nomor 6 Tahun 2025 tentang Pengelolaan dan Pelestarian Cagar Budaya
Pratiwi, D., & Fadilah, M. (2019). “Kajian Konservasi Bangunan Kolonial di Kawasan Braga, Bandung.” Jurnal Reka Karsa Arsitektur, 7(1), 45–56.
Purwanto, B. (2010). Gagalnya Historiografi Indonesiasentris?. Yogyakarta: Ombak.
Setiawan, B. (2015). “Kolonialisme dan Identitas Arsitektur di Indonesia: Studi atas Warisan Kolonial dalam Ruang Kota.” Jurnal Arsitektur dan Budaya, 8(2), 93–106.
Sutanto, A. (2012). Bandung Tempo Doeloe: Kota, Arsitektur, dan Modernitas. Bandung: Kiblat Buku Utama.
Negara, Teddiansyah Nata. (2024). Penolakan Umat Islam terhadap Porkas di Indonesia pada tahun 1986-1988. UIN Sunan Gunung Djati.
Voskuil, R. P. G. A. (1996). Bandung, Citra Kota Lama. Bandung: Penerbit Djambatan.
Widodo, J. (2012). Urban Morphology of Colonial Cities in Southeast Asia. Singapore: NUS Press.
World Heritage Convention. (2014). The objectives of the Global Strategy
Yudantini, N. M. (2020). “Konservasi Warisan Arsitektur Kolonial dalam Pengembangan Pariwisata Kota.” Jurnal Penataan Ruang dan Lingkungan, 12(3), 201–214.